Misteri Alam Semesta
- By admin
- June 4, 2022
- Keselamatan di Bumi
Gerhana matahari selalu akan berulang. Rahu si raksasa yang melanglang di jagat raya tidak bosan-bosannya menerkam Surya dewa matahari. Bahkan ditelannya bola api itu. Terjadilah gerhana total dan dunia menjadi gelap. Tidak lama memang, konon karena Buddha juga tidak bosan segera menolong sang Surya.[1]
Kini Rahu sudah mati. Bukan karena dibunuh oleh Buddha. Buddha sangat pengasih dan pantang melakukan pembunuhan. Rahu mati sejak manusia menjadi sedikit lebih pintar. Benda langit berputar dan beredar. Bumi bergerak mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi. Gerhana matahari terjadi karena bayangan bulan menutupi bumi saat bulan berada di antara bumi dan matahari.
Dengan ditemukannya teropong bintang pada abad ke-17, manusia pun mampu melihat banyak benda langit yang tak mungkin tampak oleh mata telanjang. Pengetahuan manusia sekarang telah menjangkau alam semesta di luar tatasurya kita. Matahari hanyalah satu di antara seratus ribu juta bintang yang berada di dalam suatu putaran spiral yang dinamakan galaksi. Ada ribuan juta galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop 200 inchi dari Observatorium di gunung Palomar. Apabila ada teleskop yang lebih kuat tentu didapat jumlah yang lebih banyak lagi.
Lebih dari dua puluh lima abad yang lalu, Buddha menjelaskan kepada Ananda tentang ketidakterbatasan alam semesta dengan sistem bermilyar tatasurya. Sejauh matahari dan satelitnya berotasi pada garis edarnya, sejauh pancaran sinarnya, sejauh itulah luas sistem seribu tatasurya alam semesta. Terdapat seribu bulan, seribu matahari, seribu poros Sineru, seribu bumi Jambudipa, seribu Aparagoyana, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavideha, empat ribu samudra raya, dan sebagainya. Disebutkan pula adanya berbagai alam para dewa dan Brahma masing-masing berjumlah seribu.
“Ananda, itulah yang dinamakan seribu tatasurya alam semesta kecil. Kelipatan seribunya dinamakan sejuta tatasurya alam semesta madya. Kelipatan seribu berikutnya dinamakan satu milyar tatasurya alam semesta raya. Ananda, bilamana Tathagata menghendaki, Ia memperdengarkan suaranya menjangkau bahkan jauh tak terhingga melampaui sistem satu milyar tatasurya tersebut.”
Buddha bukan bermaksud mengajarkan astronomi. Apa yang diajarkan merupakan hasil Penerangan Sempurna, bukan hasil penemuan dengan bantuan teleskop dan teknologi modern. Apa yang diterangkan di bawah judul Abhibu Sutta tersebut tak lepas dari kebenaran tentang keselamatan bagi manusia yang meninggal dunia. Dengan menaruh keyakinan yang benar, andaikan Ananda saat itu meninggal dunia tanpa mencapai Kebebasan Sempurna (Nirwana), ia akan terlahir lagi hingga tujuh kali merajai para dewa, tujuh kali menjadi maharaja di bumi. [2]
Setelah maut merenggut, dalam pandangan umum orang-orang jahat akan pergi ke neraka dan orang-orang baik pergi ke surga. Menurut ajaran Buddha, neraka dan surga hanyalah sebagian dari sekian banyak alam dan tiada kekekalan di sana. Terdapat 31 (tiga puluh satu) jenis alam kehidupan, tempat para makhluk mengembara, mengalami lahir dan mati berulang-ulang sebelum ia mencapai Kebebasan Sempurna. Alam-alam kehidupan itu terdapat pada setiap sistem cakrawala (cakkavala) dengan satu matahari, satu bulan, dan satu bumi, mengelilingi sebuah poros pusat yang disebut Sineru.
Ketiga puluh satu alam kehidupan membentuk tiga kelompok alam yang dinamakan Tiloka. Kelompok pertama: Kamaloka terdiri dari sebelas jenis alam, yaitu empat dunia rendah termasuk alam binatang dan neraka, satu alam manusia dan enam surga yang dihuni dewa-dewa. Kelompok kedua: Rupaloka terdiri dari enam belas jenis alam, dihuni oleh Brahma yang memiliki rupa. Kelompok ketiga: Arupaloka terdiri dari empat jenis alam, dihuni oleh Brahma tanpa rupa.
Selain dari sistem cakrawala dengan satu bumi yang kita huni ini, terdapat sistem yang serupa, yang tak terbilang banyaknya. Ada berjuta-juta bumi yang mirip dan sama dinamakan Jambudipa tersebar di jagat raya yang tak bertepi. Di sana ada kehidupan. Bisa jadi di sana hidup makhluk semacam manusia yang kita kenal. Dalam satu sistem tatasurya, selain bumi, Aparagoyana, Pubbavidena, dan Uttarakuru mungkin pula dihuni makhluk hidup. Tidak ditemukan penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga tempat ini.
Alam semesta dan isinya masih banyak menyimpan misteri. Para ahli mencoba menyingkap rahasia jagat raya dan mempelajari kemungkinan adanya unsur kehidupan di luar bumi. Penampakan UFO (Unidentified Flying Objects) dengan piring terbang dan makhluk ruang angkasanya masih merupakan teka-teki. Ilmu pengetahuan selalu berkembang. Suatu konsep atau teori tidak jarang berubah.
Sebaliknya apa yang tertulis dalam Kitab Suci, Sabda Buddha sebagai kebenaran jelas akan tetap tidak berubah. Ia tidak mengajarkan hal-hal yang spekulatif, yang menimbulkan pertentangan dan penderitaan. Ajaran-Nya ditujukan untuk menghasilkan ketenteraman dan pencapaian keselamatan yang sejati.
23 Maret 1988
[1] Samyutta Nikaya II, 1 : 10
[2] Anguttara Nikaya III, 8 : 80