Pada bulan Februari 2012, Chi Chern Fashi untuk pertama kalinya datang membimbing retret di Indonesia. Undangan itu disampaikan melalui Merita Zou yang sejak 2006 sudah 8 kali mengikuti retret di bawah bimbingan Chi Chern Fashi.

Pada kesempatan ini beliau membimbing retret Chán 5 hari di Umbul Sidomukti Semarang yang dihadiri oleh sekitar 50 orang peserta. Dalam retret ini, Bhante Nyanagupta (Xue Zhi Fashi) menjadi penerjemah dan kami merekam 6 Ceramah Dharma dari beliau.

Sejak pertama kali bertemu, kami tertarik dengan kepribadian beliau. Tidak ada kesan “feodal” dalam diri beliau. Beliau justru terkesan “casual”. Pada saat yang sesuai, beliau membaur dengan peserta retret. Dari ceramah yang disampaikan, tampak bahwa beliau adalah seorang guru yang sangat berpengalaman dalam praktik. Kata-katanya hidup dan spontan.

Tidak sekadar meniru apa yang sudah tertulis di buku. Beliau meletakkan praktik meditasi di atas segala kepentingan lainnya dan mengarahkan para peserta untuk mengisi kehidupan sehari-hari dengan semangat praktik.

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

Download “Kebahagiaan di Jalur Praktik” 140-Kebahagiaan-di-Jalur-Praktik.pdf – Downloaded 231 times – 2 MB

Jika saya katakan Buddha hidup di setiap bagian dari alam semesta dalam bentuk fisik, itu berlawanan dengan ajaran Buddha. Sebaliknya jika saya katakan bahwa Buddha tidak hidup di setiap bagian dari alam semesta dalam bentuk fisik, banyak orang tidak senang karena mereka telah melekat pada keberadaan yang tidak dapat dipuaskan. Oleh karena itu mereka katakan itu adalah ketiadaan.

Itu bukanlah ketiadaan; itu adalah akhir dari penderitaan fisik dan mental, dan mengalami kebahagiaan nirwana atau keselamatan. Sebaliknya ada beberapa orang yang sesungguhnya butuh bentuk fisik dari gambar/rupang Buddha untuk menenangkan pikiran mereka,mengurangi ketegangan, ketakutan, dan kecemasan mereka. Meskipun demikian tidak tepat bagi kita untuk mengatakan Buddha hidup atau tidak. Jika ajaran Buddha tersedia bagi kita untuk mengalami kedamaian, kepuasan dalam hidup kita hal ini sudah lebih dari cukup bagi kita.

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828

Download “Di manakah Buddha?” 141-Dimanakah-Buddha.pdf – Downloaded 201 times – 984 KB

Zaman sekarang kita cenderung memperumit segala sesuatu, dan lalu dengan gampangnya kita tersesat dalam pengertian tentang benar dan salah. Namun ada seorang biksu Kamboja istimewa yang tidak banyak bicara tetapi terbiasa untuk menghadirkan apa yang disebut Buddha Dharma lebih dalam tindakan.

Beliau mengingatkan kita untuk melihat ke dalam satu-satunya sumber tempat kita dapat menemukan kedamaian dan kebenaran, istana tempat Dharma sesungguhnya terlihat, yaitu hati kita sendiri.

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

Pak Krish atau Dokter Krishnanda Wijaya-Mukti, M.Sc. wafat pada tanggal 6 Maret 2016. Beliau adalah ketua pertama dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Agama Buddha Indonesia (Pusdiklat ABI).

Judul buku ini, “Kebenaran Bukan Pembenaran”, sangat mencerminkan apa yang telah disuarakan Pak Krish setiap kali beliau atas nama Pusdiklat ABI baik ketika memberikan ceramah kepada umat di Wihara Ekayana Arama – Indonesia Buddhist Centre dan wihara-wihara lainnya maupun ketika berbicara di forum pembinaan duta Dharma dan forum lintas agama.

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

Kematian yang damai, setiap orang mengharapkan kematian dengan tenang, tetapi berapa banyak orang yang siap untuk mengalami kematian dengan tenang? Sulit bagai kebanyakan orang untuk mati dengan tenang, jangan biarkan momen saat ini lewat begitu saja. Mereka yang melewatkan momen dengan begitu saja, penyesalan ada di belakang mereka.

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

Zaman sekarang kita cenderung memperumit segala sesuatu, dan lalu dengan gampangnya kita tersesat dalam pengertian tentang benar dan salah. Namun ada seorang biksu Kamboja istimewa yang tidak banyak bicara tetapi terbiasa untuk menghadirkan apa yang disebut Buddha Dharma lebih dalam tindakan.

Beliau mengingatkan kita untuk melihat ke dalam satu-satunya sumber tempat kita dapat menemukan kedamatian dan kebenaran, istana tempat Dharma sesungguhnya terlihat, yaitu hati kita sendiri.

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

Download “Selangkah demi Selangkah” 35-Selangkah-demi-Selangkah.pdf – Downloaded 183 times – 1 MB

 

Apa itu kelahiran dan apa itu kematian? Orang tidak perlu takut pada kematian. Kelahiran dan kematian adalah seperti seutas tali, sepasang ujungnya senantiasa terkait dengan ujung yang satunya. Ada banyak cara untuk menerjemahkan kematian, kematian adalah akhir, menurut sebagian orang, ada yang menafsir bahwa roh istirahat untuk menunggu hari kiamat. Bagi umat Buddha, kematian bukanlah akhir dari segalanya, setiap individu harus sadar, bahwa kematian merupakan bagian dari hidup ini.

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

Menjelang kematian, semua umat manusia dari jenis kelamin, ras, warna kulit, akan bertemu dengan kematian, tak ada pengecualian. Kematian merupakan proses alam yang alami. Orang tak akan bebas dari hidup ini, kecuali ia terbebas dari rasa takut akan kematian. Takut pada kematian, seperti takut melepas pakaian yang sudah usang, namun tak mau ia lepaskan.

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

 

Buddha mengajarkan hidup ini tak pasti, sementara kematian adalah hal yang pasti. Begitu hidup ini ada, ia seperti peluru yang akan menembus tujuan, yakni kematian. Sebenarnya kita tidak begitu mencemaskan kehidupan, tetapi yang kita cemaskan adalah pandangan salah, kematian sendiri tidaklah buruk, yang buruk adalah ketakutan yang menyelimuti pikiran.

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

Terdapat dua jenis kekerasan. Pertama adalah kekerasan yang dapat dilihat, didengar, atau dialami secara fisik atau emosional oleh orang lain maupun diri sendiri. Misalnya, situasi yang tidak dapat dikendalikan ketika orang-orang saling melukai dengan senjata.

Kedua adalah ‘kekerasan’ tersembunyi atau bawah sadar yang didasari oleh prasangka manusia atau ideologi dan pemikiran sesat seseorang.

Sebagaimana orang bijak mengatakan, “Jika engkau memiliki pistol tangan, engkau bisa membunuh jumlah orang sebatas jumlah peluru yang ada di dalam laras pistol. Namun, jika engkau memiliki pikiran jahat, engkau bisa membunuh orang dalam jumlah tak terbatas.”

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

Download “Toleransi dan Anti Kekerasan Jalan Menuju Perdamaian” 34-Toleransi-dan-Anti-Kekerasan.pdf – Downloaded 136 times – 1 MB

Orang tua dalam masyarakat modern, salah satu hal menyedihkan dalam masyarakat modern adalah kurangnya kasih sayang orang tua yang sangat dibutuhkan oleh anak. Ketika sepasang manusia menikah mereka biasanya berencana memiliki buah hati. Secara moral, orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan yang terbaik, orang tua bertanggung jawab agar tidak hanya mencukupi anak secara material namun juga spiritual.

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

Suatu kali ada sepasang suami istri yang hidup bersama mertuanya. Mertuanya tersebut sangat rewel karena cepat tersinggung dan tidak henti-hentinya mengeluh. Akhirnya suami istri tersebut memindahkan mertuanya. Ketika mereka hendak memindahkan, kemudian, dilihat oleh cucunya. Kakek hendak dibawa ke mana? Kemudian dijawab kakek akan dibawa ke gunung agar hidup mandiri. Lantas, saat itu cucunya berkata, “Ayah jangan lupa keranjangnya dibawa kembali. Keranjang itu untuk ayah nanti…”

Anda juga dapat membantu penyebaran buku-buku Dharma dengan berdana melalui rekening:
BCA KCP Cideng Barat
No. 397 301 9828
an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia

Showing 73–84 of 174 results

Shopping cart
Open chat
Hi Ada yang Bisa Kami Bantu